Thursday 22 August 2013

hingga rambut kita memutih....

CATATAN TERAKHIR

Terjagalah dari segala maksiat dari segala zina dan nafsu dunia yang sesat disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa jiwa yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri.  Ini bukan cerita cinderela bukan juga patah arang cinta buta Siti Nurbaya tak dapat diukur tapi bersama Allah semua pasti akan teratur dinyatakan dalam ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam bersemi dari pupuk akhlak yang hebat. berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat…..
Tidak, ini takkan dimengerti oleh hati yang penuh dengan dusta yang buta oleh warna warni dunia yang fana. Ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan keteladanan bagi generasi berikutnya keteladanan abadi dalam harum kesturi dan buah ibadah dan menjadi manis seperti kurma diawal rembulan yang indah untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan. Dan hanya mau mencium atas dasar kemurnian kita berkata cinta karena bukan apa siapa dan bagaimana tapi luruskanlah dalam wangi surga karena apa sebenarnya kita berani berkata cinta. ….
Hingga rambut kita memutih hingga ajal kan datang menjemput diri ini hingga rambut kita memutih hingga ajal kan datang menjemput diri ini…..
inilah cinta sejati cinta yang tak perlu kau tunggu tapi dia tumbuh bersama doa malam yang teduh tak tersentuh oleh mata dunia yang palsu petunjuk yang selalu datang dari ruang para malaikat yang sanggup melihat tak kenal pekat tak lekang oleh zaman yang kan terus melaju takkan habis oleh waktu karena kecantikannya tersimpan dihati dalam pesona yang selalu menjaga jiwa yang menjadikan dunia menjadi surga sebelum surga sebenarnya yang membuat hidup lebih hidup dari kehidupan sebenarnya seperti sungai yang mengalir……
Bening airnyapun selalu artikan keseimbangan syair yang satukan dua perbedaan dalam satu ikatan untuk melihat kekurangan sebagai kesempatan dan kelebihan sebagai kekuatan lalu saling mengisi seperti matahari dan bulan dalam kesetiaan ruang kesolehan dan kasih sayang bagi sejarah penutup halaman terakhir perjalanan para kesatria sastra jihad dan dakwah tercatat dalam untaian rahmat berakhir dalam catatan terakhir yang mulia digariskan hanya oleh ketetapan Allah Subhanahu wata’ala…..
hingga rambut kita memutih
hingga ajal kan datang menjemput diri ini
hingga rambut kita memutih
hingga ajal kan datang menjemput diri ini
……………
Pada malam, saat imajinasi itu terekam
Dailynomous – Keteguhan hati untuk tetap sendiri tanpa bujuk rayu kecantikan hawa yang ternoda dengan lekuk tubuh yang mempesona. Banyak yang berujar aku munafik tentang kecantikan wanita, banyak mencemooh saat aku lebih memilih kesendirian tanpa tercebur dalam lembah Al-Isyq, apa itu? Itu adalah penyakit cinta, dibuat buta oleh cinta, mencampuradukan cinta dalam bejana syahwat, meniduri sebelum menjadi halal, berkata pasangan atas nama sayang, aku kamu dan mereka, kita sama-sama diteror Al-isyq itu. Sudah terlalu banyak anak muda yang menebar perasaan tanpa berkomitmen. Memutuskan untuk menyimpan perasaan sampai saatnya tiba, adalah suatu keharusan menurutku. Ini mungkin kegilaan yang kubuat. Berani berkomitmen tanpa formalitas semata. Apalah arti sebuah mawar merah, apalah arti coklat, kado, dan malam minggu, jika tidak berujung di akad nikah. Bukankah itu sama dengan bermain-main dengan perasaan. Yah, kegilaan yang aku pikir wajib aku lakukan.
Ibnu Qoyyim dalam karya besarnya Zadul Ma’ad :
Beliau berkata : Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.
…………
Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, tersenyum. Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, menjadi bidadari syurgaku. Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, sebagai wanita teranggun setelah ibuku. Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, sebagai pelipur laraku, dikala aku bersedih.Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, tersenyum. Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, sebagai wanita beruntung dikala aku tersenyum. Hingga rambut memutih, akan kujadikan diri yang Allah telah janjikan untuk menjadi tulang rusuk-ku, sebagai pasangan hidupku untuk menggapai jannah yang telah Allah janjikan.
Dia yang spesial bagiku; ibu yang melahirkanku, dan ibu dari anak-anakku kelak. Dalam kesetiaan ruang kesolehan dan kasih sayang, bagi sejarah penutup halaman terakhir perjalanan. Karena apa telah berkata cinta?
Terinspirasi  ”Catatan Terakhir” Oleh Thufail Alghifari

No comments:

Post a Comment